B A B I X
BAHASA ARAB ADALAH BAHASA SEMPURNA
Bukti nyata bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang diwahyukan dan bahasa lain terbentuk dari padanya, Mirza Ghulam Ahmad menyatakan atas dasar lima sifat khas bahasa Arab:
“Pertama, bahasa Arab memiliki kekayaan sempurna, kata-kata sederhana (sehari-hari) yang memenuhi setiap kebutuhan sempurna, sedang bahasa-bahasa lain tidak memiliki ciri demikian.
Kedua, bahasa Arab dengan tepat menerangkan sifat-sifat Tuhan. Bahasa ini merupakan catatan alam semesta yang meliputi nama-nama unsur, tumbuh-tumbuhan, binatang, mineral, dan anggota tubuh manusia. Semua nama-nama itu mempunyai dasar kearifan dan falsafah yang unggul. Bahasa-bahasa lain tidak bisa membandingi bahasa Arab dalam hal yang khas ini.
Ketiga, ada susunan aturan kata kerja dan kata benda yang lengkap dalam bahasa Arab. Ada hubungan yang begitu rapi antara kata kerja dan kata benda. Kesempurnaan ini tak ditemukan pada bahasa-bahasa lain.
Keempat, bahasa Arab mampu mengungkapkan makna yang lebih luas dengan sedikit kata. Hanya dengan menggunakan tanda seperti ‘AL’ dan ‘TANWIN’ ( __________ ) atau mengubah susunan kata-katanya maka bahasa Arab mengungkap pikirannya dengan jelas yang untuk bahasa lain memerlukan banyak kalimat.
Kelima, bahasa Arab memiliki persediaan kata sehari-hari yang mampu mengungkapkan dengan tepat dan lengkap pikiran-pikiran serta perasaan manusia yang pelik.”
( Minan-Nur-Rahman, hal. 10 )
Keterangan berikut akan menunjukkan dengan jelas keunggulan-keunggulan tersebut diatas:
A. Keluasan
a. Huruf Arab berjumlah 28. Setiap pasang huruf bagaimanapun susunannya bisa menjadi akar kata. Untuk kata kerja, huruf keduanya selalu dirangkap (ditasdid : _____)
_____________________________________
Kata kerja yang terdiri atas dua atau satu huruf tidak dikenal dalam bahasa Arab.
b. Gabungan tiga huruf, bagaimanapun susunan kombinasinya selalu menjadi sebuah akar kata*.
c. Jumlah kata-kata yang terbentuk dengan a. dan b. itu mencapai ribuaan dengan cara permutasi dan kombinasi. Meskipun beberapa kombinasi tidak punya makna mencapai 25.000. Setiap akar kata itu dengan variasi vokal (bunyi) membuahkan arti yang berbeda. Bayangkan, betapa besar jumlah akar kata bahasa Arab itu. Bahasa-bahasa lain jauh lebih kecil jumlah akar katanya, karena itu memerlukan prefik dan suffik (awalan dan akhiran). Sebagai contoh bahasa Sansakerta, meskipun lebih kaya dari bahasa-bahasa Aria, berisi kira-kira 2.000 akar kata, termasuk yang telah memperoleh 25 prefik dan 200 suffik. Perbandingan tersebut jelas menunjukkan bahasa Arab adalah bahasa terkaya dengan kata-kata sederhana yang terhitung jumlahnya mampu memenuhi segala kebutuhan manusia.
Bahasa Arab tidak tergantung pada prefik dan suffik maupun kata majemuk, serta tidak memerlukan pinjaman dari bahasa lain. Bahasa Inggris sangat tergantung pada kata-kata pinjaman bahasa asing.
Dari ulasan diatas bisa disimpulkan bahwa akar-akar kata bahasa Arab itu sangat masuk akal, wajar, dan pasti (matematis).
B. Rumpun Kata-kata
Akar-akar kata Arab itu kombinasinya mirip dengan kombinasi resep obat-obatan. Rangkaian huruf-huruf yang mirip biasanya menggambarkan sayap-sayap makna dari pokok yang sama. Hal ini menjadikan bahasa Arab kaya akan sinonim dan sajak. Memang akar-akar kata Arab dapat digolong-golongkan dalam rumpun-rumpun. Sebagai gambaran, perhatikan contoh-contoh berikut:
Akan kita lihat bahwa suatu kata asing kalau dilacak ke asli Arabnya ternyata merupakan lepasan dari anggota suatu rumpun yang bisa dikembalikan ke asalnya lagi. Kita tidak akan mampu melacak seperti ini pada bahasa asing yang lain. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kata-kata tadi adalah hasil pindahan dari bahasa Arab.
C. Triliteral
( Kata yang terdiri atas tiga huruf )
Ciri yang menonjol dari bahasa Arab adalah terdapatnya jumlah kata triliteral yang paling banyak, merupakan 90% dari seluruh akar-akar kata Arab. Kata-kata yang lebih dari tiga huruf adalah perkecualian. Halaman 380, buku Alkhasais, Allama Ibni Jinni mengatakan:
“Kata-kata triliteral adalah yang paling umum dan paling banyak, paling mudah dikonjugasikan (ditasrif) dan kata-kata itu adalah merupakan dasar pembentukan kata-kata quadriliteral (kata y.t.a. empat huruf). Bangsa Arab tidak menggunakan kata-kata yang lebih dari tiga huruf sebagai kata yang penting.”
Triliteral adalah jembatan emas antara kata yang panjang dan yang pendek, mudah mengucapkannya dan mudah menangkapnya. Bahasa lain memerlukan kata yang panjang meskipun hanya mengandung sebuah pikiran yang sederhana saja. Jelaslah bahwa triliteral itu ringkas dan hemat.
D. Ejaan
a. Jumlah huruf dalam suatu kata bahasa Arab selalu tetap. Pada umumnya tiga huruf. Tidak ada masalah tentang kelebihan huruf yang disebabkan oleh prostesis, epenthesis, maupun paragog. Tidak pula ada masalah kata yang salah bentuk yang disebabkan oleh aphesis, elision, atau apcope. Jumlah huruf suatu kata itu sedemikian pastinya sehingga tidak mungkin untuk menambah atau menguranginya.
b. Susunan huruf-huruf itu juga tetap dan pasti. Kalau susunan diubah akan menjadi akar kata yang berbeda. Sebagai contoh silakan memeriksa sayap makna dari kata-kata berikut:
Ini untuk sekedar menunjukkan (tapi tidak semuanya) bahwa triliteral bisa diubah sehingga suatu pengertian mempunyai sayap makna yang sedikit berbeda. Aspek akar kata bahasa Arab ini sepenuhnya meyakinkan tidak adanya metathesis.
c. Seperti halnya jumlah dan susunan huruf-huruf yang pasti itu, tekanan setiap hurufnyapun juga sudah pasti sehingga perbedaan tekanan akan menunjukkan perbedaan akarnya, umpama ____________________________________________________________ ( ) amat jauh berbeda dengan _____________________________________________________ ( ) Maka tidak ada masalah varian atau homonim dalam bahasa Arab. Sekilas dari keterangan a, b, c, tadi terbuktilah bahwa ejaan kata-kata Arab tidak berubah oleh perjalanan waktu. Berbeda dari bahasa-bahasa lain, mereka selalu berubah dari waktu ke waktu.
Saya telah mencatat ada 21 penyakit kata-kata yang ada pada bahasa selain Arab. Dari ulasan diatas menunjukkan bahwa bahasa Arab terbebas dari penyakit-penyakit ini. Memang kadang-kadang terdapat sedikit tekanan pada percakapan dari suatu suku bangsa yang disebabkan oleh kontak mereka dengan bahasa non-Arab atau karena perbedaan iklim, tetapi hal ini tidak menyebabkan ejaan kata-kata Arab itu berubah. Dalam hal ini bahasa _____________ (ummul-qura), penduduk Hijaz adalah merupakan standar untuk mengoreksi ketepatannya.
Contoh:
Nyatalah bahwa kata _________________ telah berubah bentuknya dalam bahasa-bahasa diatas. Tetapi dalam bahasa Arab ia tetap triliteral. Dalam bahasa Arab perubahan tekanan sedikit saja pada kata itu menimbulkan akar kata yang berbeda. Lima kata berikut ___________________________________________________________________________ ( . )
adalah ibarat cap jempol lima orang berbeda. Meski sidik jari berlainan akan tetapi semua orang tahu itu adalah bekas cap jempol.
Sebuah kata bisa berbentuk beberapa kata pada suatu bahasa lain. Contoh : Scrape = CARVE = Gram-Graph = ______________, to pare of = membelah. Akan tetapi kata ______________ sendiri tetap berisi tiga huruf _____________ yang bisa dibedakan dari ___________________________ adalah ___________________________________
Demikianlah, akar-akar kata bahasa Arab selalu tetap dan bisa menjadi tolok ukur untuk meneliti kata-kata bahasa lain. Dan bandingkanlah, alangkah mencolok bedanya ejaan bahasa Arab dari bahasa-bahasa lain, nyata dari sarkasme berikut:
“Sebuah contoh lagi menunjukkan gilanya (semawrutnya) ejaan bahasa Inggris, George Bernard Shaw membentuk kata GHOTI. Dia menunjukkan bahwa GH diucapkan f seperti gh pada cough; huruf hidup O diucapkan i pendek seperti women, sedang ti diucapkan sh seperti pada kata nation. Maka kata Ghoti diucapkan FISH.
( Reader’s Degest, July, 1961, hal. 31 )
Dalam hubungan ini ada lagi ciri khas bahasa Arab yang lebih rinci lagi, yaitu bahwa makin kuat tekanan suatu kata makin kuat tindakannya (actionnya)
_______________________________________________________
( Alkhasais, hal. 546 )
Banyak akar-akar kata Arab yang bisa dikaji dari prinsip tersebut:
a. __________ ‘ain, lebih kuat dari alif (_____)
contoh : 1. ________berjalan, ________cepat, ________lari
2. ________melihat, ________memperhatikan
b. Syin lebih kuat dari sin (__________ d.p __________)
contoh : __________berhenti, __________mengikat erat
c. __________ (kaf), lebih kuat dari __________ (qof)
contoh : 1. ________mengikat, ________menyekap
2. ________menghentikan, ________mengurung
d. __________lebih kuat dari __________ (dzal)
contoh : __________menyala, __________ menyilaukan
E. Ringkas
Dengan tepat Jesperson menyatakan bahwa bahasa yang terbaik ialah yang ringkas ungkapannya. Bahasa yang pada umumnya triliteral itu dapat memenuhi syarat ini. Untuk berbagai sayap makna, bahasa Arab memiliki kata-kata sederhana yang jelas. Sebuah triliteral kalau diterjemahkan menjadi sebuah kalimat atau sebuah kata yang panjang. Kalau anda mengamati kamus bahasa Arab hal ini nampak jelas. Berikut ini kita ambil contoh bahasa Arab dan bahasa Inggris (serta bahasa Indonesia, peng) untuk melihat ringkasnya bahasa Arab. Dengan jumlah huruf yang kita nyatakan dengan angka di sebelahnya:
a. __________ my water, minumanku ; 4 : 7 : 9
b. __________ to contract, mengontrak ; 3 : 10 : 10
c. __________ to be a woward, menjadi pengecut ; 3 : 11 : 15
d. __________ relationship, kekeluargaan ; 2 : 11 : 11
e. __________ ambasador, duta besar ; 4 : 10 : 9
f. __________ hallucination, halusinasi ; 5 : 13 : 10
g. __________ emolument, pendapatan ; 4 : 9 : 10
h. __________ knowledge, ilmu pengetahuan ; 3 : 9 : 15
Dengan cara ini anda bisa membandingkan setiap kata Arab dengan kesamaannya dalam bahasa asing, maka secara keseluruhan anda akan tahu bahwa Arab ekspresif, hemat, dan ringkas.
Fakta lain menunjukkan bahwa bahasa Arab polanya begitu sempurna dan pengertiannya begitu lengkap. Tata bahasa Arab juga ringkas. Kalimat berikut: _____________________________________________ jelas lebih sempurna dibanding dengan terjemahannya, “And surely Allah will sufice the against them.” (Dan sungguhlah Allah itu akan menyempurnakan keperluanmu dalam menghadapi mereka).
F. Keperluan Hidup
Bahasa Arab dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang tumbuh. Sebuah akar kata dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada hubungannya dengan kandungan akar kata itu.
Contoh sederhana:
__________ air susu, __________ buah dada, __________ buah dadanya penuh air susu, __________ hidup dengan air susu __________ penjual susu, __________ wadah pemerah susu, __________ meneteki banyak-banyak, __________ sendok susu, __________ keju, dan lain-lain.
Jadi segala sarana yang dibutuhkan telah bisa dipenuhi oleh akar kata yang triliteral itu.
G. Penggambaran yang Jelas
Sebuah kata kerja biasanya sudah terkandung didalamnya pelakunya. Tindakan serta pelaku itu sudah tersaji dengan jelas di depan mata dengan arti yang tidak meragukan.
Contoh:
a. __________ = mengendalikan (kuda) dengan tali kendali, adalah gambaran orang yang sedang mengendalikan kuda. Dalam bahasa Inggris ada kata ‘guide’ yang bahasa Arabnya memang _________, akan tetapi kata ‘guide’ tidaklah segamblang kata __________.
b. __________ = memotong (mengunyah) dengan gigi. Ini juga suatu gambaran tindakan yang begitu jelas.
c. __________ = mencelup suatu benda ke dalam air. Arti kata tersebut lebih jelas dari pada kata ‘immerse’ yang terbentuk dari akar kata bahasa Arab tersebut.
H. Falsafah dan Penalaran kata
Inilah ciri bahasa Arab yang lain dari yang lain. Masalah ini sangat luas. Beberapa hal akan kami sajikan disini serba sedikit. Sebuah kata kerja akan membentuk kata benda dengan sifat-sifatnya, sehingga kata-kata yang terbentuk itu punya makna dan falsafah sesuai dengan kata kerja tersebut, dan bisa dikembalikan dengan mudah ke akar kata semula.
a. __________ = menutup, menyembunyikan; maka __________ perisai, __________ hati, __________ embrio (mudigah), __________ tertutup oleh tumbuh-tumbuhan (tanah), maka __________ = sebuah kebun, __________ = ular, karena ia menyembunyikan dirinya.
__________ = tabir, gelapnya malam, dll.
Kata kerja itu memberi sifat menutupi atau menyelimuti, atau bersembunyi, pada kata benda yang dibentuknya.
b. __________ = menembus, maka _________ sebuah saringan yang bahasa Latinnya CRIB-R-UM. Akan tetapi tidak ada kata kerja (dalam bahasa Latin, pent) yang berhubungan dengan kata kerja itu.
c. __________ = menandai suatu barang, maka __________ = batu batas (patok) yang bahasa Latinnya LIMI-T (batas yang ditunjukkan oleh batu). Akan tetapi dalam bahasa Latin tidak ada kata kerja yang berhubungan dengan kata limit ini sehingga tidak dapat diterangkan makna falsafahnya.
d. __________ = bekerja, maka _________ = upah kerja. Kata EMOLUMENT dibentuk dari kata ini, tetapi tidak ada kata kerja yang berhubungan dengan kata emolument ini untuk menerangkan penalarannya. Hal tersebut menyebabkan Kamus Oxford keliru melacak kata tersebut, dikira berasal dari MILL, yang dalam bahasa Arab _______________ = gilingan tangan.
e. __________ = mengremus makanan, maka __________ = cuwilan roti yang meletak pada oven. Dalam bahasa Jerman KRUME, dan bahasa Inggris CRUMB, terbentuk dari akar kata tersebut. Akan tetapi tidak ada kata kerja yang berhubungan dengan kata benda tersebut dalam bahasa Jerman dan Inggris. Oleh karena itu tak bisa dilacak penalarannya.
f. __________ = menutup, maka __________ = piringan kecil. Kata Arab __________ berhubungan erat dengan kata-kata __________, __________, __________, yang membentuk satu rumpun kata.
g. Satu kata Jerman AIN-SALIG-en punya arti beberapa macam : membungkus, menggerakkan, mengambil jalan, memukul, benang rajut. Kata AIN-SALIG-en adalah homonim dari lima akar kata Arab, yaitu: ___________ membungkus, __________ menggerakkan dengan cepat dan tiba-tiba, __________ menyusuri jalan, __________ memukul, __________benang pada pintalan.
Terang dari lima akar kata Arab itulah kata tersebut terbentuk, dan maknanya bisa dilacak dengan jelas.
Contoh-contoh diatas membuktikan bahwa kalau suatu kata asing dilacak ke asal kata Arabnya, ia digolongkan pada salah satu dari tiga kualifikasi berikut:
1. Bisa diterangkan arti dan filsafat semula (contoh a dan e)
2. Ia disatukan kembali ke rumpun kata semula (contoh f)
3. Kalau merupakan homonim, kata tersebut bisa dipecah, dikembalikan ke beberapa akar kata.
Pengembalian kata asalnya berarti menemukan kembali bentuk akar kata semula beserta segala keterangannya. Sehingga penalaran dan falsafah suatu kata menjadi jelas karenanya.
Dalam hubungan ini orang boleh mengajukan argumen bahwa bahasa Sansakerta pun kadang-kadang mempunyai penalaran dan filsafat yang menerangkan arti kata-katanya.
Contoh:
Kashap Isa, dewi malam = rembulan
ACHARYA, yang dituju = guru
Anadiant, tanpa awal dan akhir = Tuhan
Dyota, bercahaya = dewa
Akan tetapi hal seperti ini jumlahnya sedikit dalam bahasa Sansakerta yang dikatakan itu. Lebih-lebih lagi hal demikian itu terjadi pada kata-kata majemuk dan pada ungkapan-ungkapan puisi, tetapi bukan terkandung dalam akar kata itu sendiri.
I. Dari Makna Lahir ke Makna Batin
Bahasa Arab menumbuhkan kata-kata sederhana yang menyatakan gambaran kejiwaan yang gamblang.
a. __________ = mengeruk, mengikis, dan berarti pula mencurigai karena mencurigai itu merongrong pikiran. Scruple dalam bahasa Inggris dibentuk dari kata ini tadi, akan tetapi tidak ada kata yang bisa menerangkan kata tersebut.
b. __________ = menggigit kuat-kuat, maka __________ pribadi yang menyusahkan.
c. __________ = membebani, maka menyusahkan atau menyedihkan. Kata Inggrisnya ialah GRIEF.
d. __________ = keindahan, maka __________ = kebaikan, sedekah, keuntungan.
e. __________ = tempat yang tidak bisa dicapai, __________ membentengi, mengelilingi dengan tembok, __________ benteng, maka __________ = wanita suci, isteri sah.
f. __________ = menipu suatu benda, maka __________ = rubah (serigala).
g. __________ = bermata sipit, pandangannya lemah, hanya melihat di waktu malam, maka __________ = kelelawar, burung malam.
h. __________ mencubit, menyengat, maka bisa berarti menyakiti dengan kata-kata.
J. Anggota Badan Manusia
Bahasa Arab memiliki kata-kata sederhana untuk nama anggota-anggota badan dan gerakannya. Bahasa lain amat kekurangan dalam hal ini. Kadang-kadang harus dibuat kata-kata dengan sengaja untuk keperluan sehari-hari yang mendasar.
a. CALCO, bahasa Latin, artinya melangkah, sedang CALK artinya rumit.
b. ARM, berasal dari HARM-os, sebuah sambungan, sendi.
c. BELLY berasal dari BELG, artinya sebuah tas.
d. FOREHEAD (dahi), adalah sebuah kata buatan karena tidak adanya kata yang tepat untuk itu.
e. STOMACH (perut), dari kata STOMA artinya mulut.
Kelima kata tersebut diatas terasa benar rekaannya (artificial) bukan terbentuk secara wajar. Dan juga tidak mengungkapkan kandungan ini secara pasti.
f. KNEE (lutut), berasal dari CNEO.
Memang ini adalah __________ artinya melipat, menekuk, dan kata __________ artinya lutut. Akar kata Arab telah menerangkan falsafah kata ini. Seperti nyata pada lutut, ia menekuk, rangkap, dan bisa melipat sendiri.
Demikianlah, bahasa-bahasa ini begitu miskin kalau dibandingkan dengan bahasa Arab dalam hal memberi nama setiap anggota tubuh manusia dengan berbagai tingkahnya.
K. Ketetapan
Kata tunggal selalu ada lebih dahulu dari pada kata majemuk. Sedang bahasa Arab, akar-akar katanya tunggal, ejaan serta artinya dengan setia mengandung pengertian khusus. Berbeda sekali halnya dengan kata majemuk yang kandungan pengertiannya kerap kali tidak pasti. Kita tidak ingin menganggap sepele kata majemuk dengan alasan pembentukannya dengan cara menggabung kata-kata sederhana seolah-olah menunjukkan ketidakmampuan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya yang tumbuh. Seorang tukang emas dikagumi karena bisa membuat perbuatan yang indah dari emas murni. Dalam hal ini bahasa Arab kaya dengan kata-kata sederhana dan tidak memerlukan adanya kata majemuk. Emas adalah kurnia alam, sedang perhiasan adalah hasil usaha manusia. Al-Qur’an suci menyebut bahasa Arab dengan BAYAN, artinya serba cukup, mencakup segalanya, bahasa yang mampu mengungkap secara jelas dan tepat.*
L. Sinonim
Maxmuller mengatakan :
“Semakin tua suatu bahasa semakin kaya akan sinonim.”
Dengan melihat kamus Arab, akan jelas bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang juga paling kaya dengan sinonim. Kita telah menyinggung serba sedikit tentang rumpun-rumpun kata. Bahasa yang mempunyai sistem seperti ini pastilah mempunyai perbendaharaan sinonim yang besar. Sinonim ini tidak lain adalah karena bahasa Arab memang bahasa yang paling kuno. Dari gudang sinonim inilah bahasa-bahasa telah mengambil bahan makan mereka. Pada Bab III yang baru lalu, telah saya berikan empat puluh dari sejumlah dua ratus kata-kata sinonim yang artinya LARI. Jelas bahwa sinonim juga menjadi alasan dasar bahwa bahasa Arab bisa disebut induk segala bahasa.
M. Bahasa Arab Bahasa Pemberian Tuhan
Mengutip kata-kata Maxmuller :
“Bahasa barangkali produksi alam, karya seni manusia, atau pemberian Tuhan. Berasal dari mana-manapun, bahasa itu sendiri adalah sesuatu yang tak bisa disamai apalagi diungguli oleh apapun juga. Sekiranya bahasa adalah produksi alam, maka ini adalah produksi alam yang terakhir yang berhak menyandang mahkota, yang telah tersimpan untuk manusia saja. Sekiranya ini karya seni manusia maka ini telah mengangkat derajad seniman manusia itu ke tingkat yang menyamai Tuhan Pencipta. Dan kalau ini pemberian Tuhan, maka inilah karunia Tuhan yang terbesar karena dengan bahasalah Tuhan bercakap-cakap kepada manusia dan manusia bercakap-cakap kepada Tuhan dalam kebaktian, doa, dan meditasi.”
( Science of Language, hal. 74 )
Pernyataan diatas mau tidak mau harus diterima apa adanya.
Bangsa-bangsa Arab yang buta huruf yang hidup jauh dari pengajaran dan peradaban, bagaimana mungkin kita masalahkan merekalah yang telah membuat bahasa yang sedemikian sempurna. Juga tak mungkin memasalahkan bahasa Arab hanyalah produksi alam. Sampai disini kesimpulan yang bisa diambil hanyalah bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang telah digunakan oleh Tuhan dalam berbicara dengan manusia. Dengan kata-kata dari Kitab Suci Al-Qur’an:
“Tuhan Yang Pemurah,
telah menciptakan manusia,
dan telah mengajarkan bahasa yang sempurna.”
( 55 : 1, 2, 3, 4 )
Dari sinilah peletak dasar Ahmadiyah menyatakan:
“Bahasa Arab disebut sebagai bahasa pertama karena bahasa Arab adalah bahasa Tuhan, yang digunakan para nabi, yang dari padanya setiap bangsa mengembangkan bahasa mereka. Dan disebut bahasa terakhir karena kitab suci terakhir, Al-Qur’an, adalah juga dalam bahasa Arab.”
( Teaching of Islam, hal. 132 )
Kalau Tuhan berbicara kepada manusia maka itu dalam bahasanya (manusia) dan Dia akan memberikan hukumNya dalam bahasa itu juga.
Struktur akar-akar kata Arab yang unik itu menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak mungkin terbentuk dari bahasa lain. Keluasan bahasa Arab dalam kosa kata dan sinonim adalah alasan yang kuat bahwa gudangnya mampu memberi makan kepada banyak bahasa. Falsafah dan penalaran dibalik kata-katanya, kelima sifat khas yang mampu mencakup segala keperluan berbahasa, menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak lain adalah bahasa kurnia Tuhan dan bukan buatan manusia.
Dalam bahasa Arab, kata-kata adalah bagian dari satu kesatuan sistem. Ketika sebagian kata-kata itu terlepas dari induknya dan memasuki berbagai-bagai bahasa, mereka tidak membawa sistem bahasa induknya.
Dari sinilah timbulnya pertentangan tentang asal usul bahasa.
Sussmilch berpendapat bahwa bahasa pertama tidak mungkin diciptakan oleh manusia sendiri, melainkan adalah karunia langsung dari Tuhan. Adapun keberatan Herder terhadap pendapat ini yang terutama adalah:
“Sekiranya bahasa telah dirancang oleh Tuhan, kemudian dimasukkan dalam pikiran manusia, maka mestinya bahasa ini haruslah diwarnai oleh pikiran bersih. Sedang kenyataan tidak.
Banyak bahasa yang ada sekarang ini demikian rancu dan semrawut susunannya. Ini pastilah bukan karya Tuhan, melainkan karena ulah manusia.”
( Jesperson, hal. 27 )
Kerancuan dan kesemrawutan itu selalu ada pada bahasa selain bahasa Arab. Diskusi tentang struktur, keluasan, dan falsafah dari kata-kata bahasa Arab sudah cukup untuk meyakinkan peneliti yang sungguh-sungguh bahwa kerancuan dan kesemrawutan tidak bisa diterapkan bagi bahasa Arab. Bahasa Arab ternyata sedemikian sistematik, begitu ilmiah, dan begitu filosofis, pastilah bahasa itu datang dari tangan Tuhan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar